Posted by : Unknown Selasa, 16 April 2013


  Kata Dasar

Penulisan Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh:
Buku itu sangat menarik.
Dina pergi ke sekolah tadi pagi.
v  Kata Turunan
1.a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: berjalan, dipermainkan, gemetar, kemauan, lukisan, menengok, petani.
1.b. Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia.
Contoh: mem-PHK-kan, di-PTUN-kan, di-upgrade, me-recall.
2. Jika bentuk dasarnya gabungan kata, awalan atau akhiranditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai, sebar luaskan.
3. Jika bentuk dasarnya gabungan kata mendapatkan awalan dan akhiran sekaligus, maka ditulis serangkai.
Contoh:dilipatgandakan,menggarisbawahi,menyebarluaskan,penghancurleburan,pertanggungjabawan.
4. Jika salah satu unsure gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contohnya:
Unsur Kombinasi
Penulisan yang salah
Penulisan yang benar
Maha-
Maha besar
mahabesar
Ekstra
Ekstra kulikuler
ekstrakulikuler
Antar
Antar kota
Antarkota
Infra
Infra struktur
Infastuktur



Catatan:
·      Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya Kapital, tanda hubung (-) digunakan di antara kedua unsure itu. Contoh: non-Indonesia, anti-Amerika, dsb.
·      Jika kata maha sebagai unsur gabungan yang merujuk kepada Tuhan yang diikuti oleh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur-unsurnya dengan huruf kapital. Contoh: Tuhan Yang Maha Pengasih, Tuhan Yang Maha Penyayang, Tuhan Yang Maha Esa.
·      Jika kata maha,sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis serangkai. Contoh: Tuhan Yang Mahakuasa.
·      Bentuk-bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, dapat digunakan sebagai bentuk dasar. Di antaranya: pro, kontra, dan anti. Contoh; Sikap masyarakat yang pro lebih banyak daripada yang kontra.
·      Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai dengan bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk berimbuhan. Contoh: taklaik terbang, taktembus cahaya, tak bersuara, tak terpisahkan.
v  Bentuk Ulang
1. Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh: Anak-anak, berjalan-jalan, biri-biri, mata-mata, menulis-nulis, mondar-mandir.
2. Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk ulang.
Contoh: kekanak-kanakan, perundang-undangan, melambai-lambaikan, dibesar-besarkan, memata-matai.
v  Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.
Contoh: Dalam masalah ini dia hanya dijadikan kambing hitam.
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat diberi tanda hubung (-) untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.
Contoh: Dia bukan anak kandung saya, tetapi anak-istri saya dari suaminya terdahulu.
3. Gabungan kata yang dianggap sudah satu ditulis serangkai.                              
Contoh: barangkali, belasungkawa, perilaku, wiraswasta, sukacita, dukacita, matahari, peribahasa, bumiputra, daripada, kacamata, radioaktif, sediakala.
v  Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.
Contoh: Bermalam sajalah di sini.
Mari kita berangkat ke kantor.
Iadatang dari Medan kemarin.
v  Partikel
1. Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dari surat itu?
Apatah gunanya bersedih hati?
            2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh: Apa pun Masalahnya, aku yakin dia dapat mengatasinya dengan baik.
3. partikel per yang berarti mulai, demi,dan tiap ditulis terpisah dari bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.
Contoh: Kuli bangunan itu diberi upah Rp450.000,00 per minngu.
Para peserta konferensi itu keluar ruangan satu per satu.
KTP saya tidak berlaku per 17 Oktober 2012 ini.
v  Singkatan dan Akronim
Singkatan adalah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
Di antaranya:
·      Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan/pangkat diikuti dengan tanda titik di belakang singkatan itu.
Contoh: A.H Nasution, H. Hamid,
              M.Hum.            magister humaniora
            S.H.sarjana hukum
            Bpk.bapak
            Sdr.                   Saudara
·      Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Contoh: DPR, PBB, WHO, PGRI, PT, SD, KTP.
Singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.
Contoh: jml.        jumlah
                        kpd.        kepada             
                        tgl.          tanggal
Akronim adalah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata. Di antaranya:
·      Akronim nama diri berupa gabungan huruf awal, ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Contoh: UIN, UI, UNJ, LIPIA, SIM, LAN, PSSI.
·      Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan awal huruf kapital. Contoh: Kowani (Kongres Wanita Indonesia)
·      Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih ditulis dengan huruf kecil. Contoh; pemilu (pemilihan umum). .
v  Angka dan Bilangan
·      Angka dipakai untuk menyatakan lambing bilangan atau nomor.
·      Angka digunakan untuk menyatakan: panjang, berat, isi, satuan waktu, nilai uang, nomor jalan, nomor karangan.
·      Penulisan lambang bilangan:
12 (dua belas)
¼ (seperempat)
3/8 (tiga perdelapan)
1,2 (satu koma dua atau satu dua persepuluh)
·      Penulisan kata bilangan tingkat
·      Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an
·      Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf
·      Bukan
·      Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya mudah dibaca, kecuali dalam dokumen resmi
·      Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali dalam dokumen resmi
·      Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, maka penulisannya harus tepat.
v  Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya
Kata ganti ku, kau, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya atau yang mengikutinya.
Contoh: Buku ini boleh kau baca.
Rumahnya sedang diperbaiki.
Hatiku dan hatimu akan selalu menyatu.
v  Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh: Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
Ami mematuhi nasihat sang kakak.
Huruf awal si dan sang ditulis dengan huruf kapital jika kata-kata itu diperlakukan sebagai unsurnama diri.
Contoh: Harimau itu marah sekali kepada Sang Kancil.
Dalam cerita itu Si Buta dari Goa Hantu berkelahi dengan musuhnya.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © AHMAD RIFA'I - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -